Peristiwa Isra’
Mi’raj adalah salah satu peristiwa yang agung dalam perjalanan hidup
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Isra` secara bahasa berasal
dari kata ‘saro’ bermakna perjalanan di malam hari. Adapun secara
istilah, Isra` adalah perjalanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersama Jibril dari Mekkah ke Baitul Maqdis (Palestina),
berdasarkan firman Allah :
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلاً مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الأَقْصَى
“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha “ (Al Isra’:1)
Mi’raj secara
bahasa adalah suatu alat yang dipakai untuk naik. Adapun secara istilah,
Mi’raj bermakna tangga khusus yang digunakan oleh Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam untuk naik dari bumi menuju ke atas langit,
berdasarkan firman Allah dalam Al Qur’an surat An Najm ayat 1-18
Bagi Umat Muslim
Wajib hukumnya mengimani dan meyakini sebaiagai suatu kebenaran dari
Allah SWT. Pada peristiwa itu Nabi Muhammad SAW bertemu Allah SWT, dan
mendapat perintah menjalankan salat 5 waktu sehari.
Dalam perjalanan
bertemu Sang Pencipta, Rasullulah ditemani malaikat Jibril dengan
mengendarai Buraaq. Yaitu hewan putih panjang, berbadan besar melebihi
keledai dan bersayap. Sekali melangkah, Buraaq bisa menempuh perjalanan
sejuah mata memandang dalam sekejap.
Rasullulah SAW
melewati 7 langit dan bertemu dengan para penghuni di setiap tingkatan.
Kabar ini dijelaskan dalam hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan
imam Muslim dari Anas bin Malik.
1. Ketika mencapai langit tingkat pertama,
Rasullulah SAW bertemu dengan manusia sekaligus wali Allah SWT pertama
di muka bumi, Nabi Adam AS. Saat bertemu nabi Adam, Rasullulah sempat
bertegur sapa sebelum akhirnya meninggalkan dan melanjutkan
perjalanannya.
Nabi Adam membekali
rasullulah dengan doa, supaya rasullulah SAW selalu diberi kebaikan
pada setiap urusan yang dihadapinya. Sambil mengucapkan salam,
rasullulah meninggalkan langit pertama untuk menuju langit kedua.
2. Sesampainya di langit kedua,
Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Isa dan Nabi Yahya. Seperti
halnya di langit pertama, rasullulah disapa dengan ramah oleh kedua nabi
pendahulunya. Sewaktu akan meninggalkan langit kedua, Nabi Isa dan
Yahya juga mendoakan kebaikan kepada rasullulah. Kemudian rasullulah
bersama Malaikat Jibril terbang lagi menuju langit ketiga.
3. Tidak disangka, di langit ketiga,
rasullulah bertemu dengan Nabi Yusuf, manusia tertampan yang pernah
diciptakan Allah SWT di bumi. Dalam pertemuannya, Nabi Yusuf memberikan
sebagian dari ketampanan wajahnya kepada Nabi Muhammad. Dan juga di
akhir pertemuannya, Nabi Yusuf memberikan doa kebaikan kepada nabi
terakhir itu.
4. Setelah berpisah
dengan Nabi Yusuf di langit ketiga, Nabi Muhammad melanjutkan
perjalanan dan sampailah dia ke langit keempat. Pada tingkatan ini,
rasullulah bertemu Nabi Idris. Yaitu manusia pertama yang mengenal
tulisan, dan nabi yang berdakwah kepada bani Qabil dan Memphis di Mesir
untuk beriman kepada Allah SWT.
Seperti pertemuan
dengan nabi-nabi sebelumnya, Nabi Idris memberikan doa kepada Nabi
Muhammad supaya diberi kebaikan pada setiap urusan yang dilakukannya.
5. Sesampainya di langit kelima,
Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Harun. Yaitu nabi yang
mendampingi saudaranya, Nabi Musa berdakwah mengajak Raja Firaun yang
menyebut dirinya tuhan dan kaum Bani Israil untuk beriman kepada Allah
SWT.
Harun terkenal
sebagai nabi yang memiliki kepandaian berbicara dan meyakinkan orang. Di
langit kelima, Nabi Harun mendoakan Nabi Muhammad senantiasa selalu
mendapat kebaikan pada setiap perbuatannya. Setelah bertemu, kemudian
Nabi Muhammad melanjutkan perjalanannya ke langit keenam.
6. Pada langit keenam,
Nabi Muhammad dan Malaikat Jibril bertemu dengan Nabi Musa. Yaitu nabi
yang memiliki jasa besar dalam membebaskan Bani Israil dari perbudakan
dan menuntunnya menuju kebenaran Illahi. Nabi Musa juga terkenal dengan
sifatnya yang penyabar dan penyayang selama menghadapi kolot dan
bebalnya perilaku Bani Israil.
Selama bertemu
dengan Muhammad, Nabi Musa menyambut layaknya kedua sahabat lama yang
tidak pernah bertemu. Penuh kehangatan dan keakraban. Sebelum Nabi
Muhammad pamit meninggalkan langit keenam, Nabi Musa melepasnya dengan
doa kebaikan.
7. Tibalah Nabi Muhammad ke langit ketujuh. Di langit ini, Nabi Muhammad bertemu dengan sahabat Allah SWT, bapaknya para nabi, Ibrahim AS.
Sewaktu bertemu,
Nabi Ibrahim sedang menyandarkan punggungnya ke Baitul Ma’muur, yaitu
suatu tempat yang disediakan Allah SWT kepada para malaikatnya. Setiap
harinya, tidak kurang dari 70 ribu malaikat masuk ke dalam.
Kemudian Nabi
Ibrahim mengajak Nabi Muhammad untuk pergi ke Sidratul Muntaha sebelum
bertemu dengan Allah SWT untuk menerima perintah wajib salat. Sidratul
Muntaha merupakan sebuah pohon yang menandai akhir dari batas langit ke
tujuh. Masih dalam hadits yang sama, rasullulah SAW menceritakan bentuk
fisik dari Sidratul Muntaha, yaitu berdaun lebar seperti telinga gajah
dan buahnya yang menyerupai tempayan besar.
Namun ciri fisik
Sidratul Muntaha berubah ketika Allah SWT datang. Bahkan Nabi Muhammad
sendiri tidak bisa berkata-kata menggambarkan keindahan pohon Sidratul
Muntaha. Pada kepecayaan agama lain, Sidratul Muntaha juga diartikan
sebagai pohon kehidupan.
Di Sidratul Muntaha
inilah Nabi Muhammad berdialog dengan Allah SWT, untuk menerima
perintah wajib salat lima waktu dalam sehari (M.C)