A’udzubillaah….Bismillaah….Alhamdulillah
Washsholaatu wassalaamu ‘ala Rosuulillaah…
Asyhadu allaailaaha illallooh wahdahu laa syariikalah
Wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rosuluh
Ilaahi Anta maqsudi, wa ridhoka mathlubi a’tini mahabbataka wa ma’rifataka
Washsholaatu wassalaamu ‘ala Rosuulillaah…
Asyhadu allaailaaha illallooh wahdahu laa syariikalah
Wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rosuluh
Ilaahi Anta maqsudi, wa ridhoka mathlubi a’tini mahabbataka wa ma’rifataka
Wahai para Salikin !!!
Berbicara masalah keimanan, ketahuilah bahwasanya iman itu dibagi menjadi empat kelompok :
1. Imaanu laa yajidu walaa yanqusu
Iman
yang tidak pernah naik dan tidak pernah turun (stabil). Inilah imannya
para Malaikat. Karena mereka tidak pernah melakukan maksit, selamanya
tetap ta’at, tetapi dalam keta’atannya tidak pernah bertambah.
2. Imaanu yajidu walaa yanqusu
Iman
yang terus meninggkat, tidak pernah turun. Inilah imannnya para nabi
& Rosul Alloh. Naik dan turunnya iman, disebabkan melakukan atau
tidak melakukannya dosa. Dan kita tahu bahwasanya para nabi & Rosul
Alloh, mereka tidak pernah melakukan sekalipun perbuatan dosa. Jangankan
melakukan, terlintas dalam hatinya untuk melakukan dosa pun tidak
pernah.
Naik dan turunnya iman pun, ditentukan oleh ujian. Semakin
berat ujian yang Alloh berikan kepada mereka, semakin mempertebal
keimanan mereka. Tidak seperti kita, yang terkadang dengan ujian yang
berupa kenikmatan atau ujian kepahitan bisa menyebabkan hati kita lalai
sehingga keimanan kita menurun.
3. Imanu yajidu wa yanqusu
Iman yang terkadang naik, terkadang turun. Inilah iman kebanyakan diantara kita.
4. Imanu laa yajidu wa yanqusu
Iman
yang tidak pernah naik, malah semakin menurun, bahkan pada akhirnya
hilang sama sekali, inilah imannya para munafiqin, na’u dzubillah.
Untuk itu, ada beberapa kiat untuk meningkatkan keimanan kita, atau minimal untuk mempertahankan keimanan kita, diantaranya:
1. Memperbanyak Istighfar
Ucapan
Istighfar, bukan hanya meminta supaya Alloh mengampuni/menghapuskan
dosa-dosa kita, melainkan dengan ucapan istighfar tersebut kita memohon
kepada Alloh yang memiliki Asma As Satar (Yang Maha Menutupi), agar
menutupi qolbu kita supaya tidak terkena dampak dari perbuatan dosa.
Karena setiap perbuatan dosa yang sering dilakukan, akan menyebabkan
noktah/noda hitam yang akan mengotori qolbu kita, yang lambat laun akan
menyebabkan hati kita menjadi gelap, tertutup oleh noda-noda dosa
sehingga tidak bisa menerima NUR Alloh, na’u dzubillah.
Oleh karena itu, biasakanlah membaca Istighfar setiap sehabis sholat sebanyak minimalnya 200x, tetapi bukan hanya diucapkan saja, melainkan dengan hati yang hadir.
Oleh karena itu, biasakanlah membaca Istighfar setiap sehabis sholat sebanyak minimalnya 200x, tetapi bukan hanya diucapkan saja, melainkan dengan hati yang hadir.
2. Menghadiri Majelis Ta’lim / Majelis Dzikir
Sebagaimana
tubuh kita ini yang selalu membutuhkan makanan, qolbu kita pun sama,
dia membutuhkan santapan batin, berupa wejangan-wejangan & dzikir.
Bila qolbu tidak diberi makanan, akan menjadi qolbu yang sakit, yang
lambat laun akan menjadi qolbu yang mati, dan orang yang qolbunya mati,
sama saja, kita beri peringatan atau tidak diberi peringatan mereka
tidak akan beriman.
“Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja
bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan,
mereka tidak akan beriman”. [QS Al-Baqoroh : 6]
“Allah telah
mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka
ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat”. [QS Al-Baqoroh : 7]
3. Tafakur terhadap segala ciptaan Alloh
Dalam salahsatu hadist dikatakan bahwa Tafakur sesaat adalah lebih utama daripada sholat sunat selama 70 tahun.
Hal ini membuktikan bahwa sangat besar keutamaan bertafakur. Dengan banyak bertafakur akan menyebabkan iman melembaga, dan kalau iman telah melembaga akan menyebabkan hati kita menjadi hidup.
Hal ini membuktikan bahwa sangat besar keutamaan bertafakur. Dengan banyak bertafakur akan menyebabkan iman melembaga, dan kalau iman telah melembaga akan menyebabkan hati kita menjadi hidup.
Ketahuilah
oleh kalian wahai para salikin, perumpamaan hati yang hidup adalah
seperti ikan di laut, walaupun mereka bertahun-tahun hidup di air yang
asin, namun tidak membuat daging mereka menjadi asin, tetap saja tawar.
Tetapi bila mereka mati, walau hanya lima menit akan menyebabkan daging
mereka menjadi asin.
Begituah keadaan hati yang hidup, dimanapun mereka, bergaul dengan siapapun, tidak akan mempengaruhi keadaan keimanan yang ada dalam hatinya.
Begituah keadaan hati yang hidup, dimanapun mereka, bergaul dengan siapapun, tidak akan mempengaruhi keadaan keimanan yang ada dalam hatinya.
“Ya Alloh limpahilah rizki
bertemu denganMu di dunia maupun di akhirat, limpahilah rizki menikmati
taqarrub denganMu dan memandangMu, jadikanlah kami dari golongan orang
yang rela kepadaMu dibanding selain diriMu. Ya Alloh berikanlah kami
kebajikan di dunia dan kebajikan di akhirat dan lindungi kami dari siksa
api neraka.”
Wallohu ‘alam bi showwab
Semoga Alloh selalu meridhoi tekad, ucap dan Langkah kita.
by : (KH. Dadang Yazid Busthomi)
DIkutip : http://www.majelisalfurqon.com/kiat-menjaga-keimanan/